Bookmarks
Arsip
Our Partners
Mengenai Saya
Kamis, 25 Oktober 2012
FIRST LOVE NEVER DIE
Muslim muda, pernah nggak kita merasakan cinta pertama? Gimana yah perasaan kita? Woow, pasti hati berbunga-bunga dan segalanya jadi indah. Dan hal yang satu ini biasanya sulit dilupakan, tersimpan dalam memori. Memori akan momen hidup yang begitu indah dan paling berkesan.
Seiring dengan berjalannya waktu, terkadang cinta pertama itu tergantikan oleh cinta yang lain. Ia akan beralih pada episode cinta selanjutnya. Meskipun tergantikan kedudukannya namun ia takkan pupus ditelan waktu. Akan tetap ada menempati sudut ruang hati kita.
Banyak orang berusaha melupakan cinta pertama. Ada yang memboikot, ada yang mati-matian menyangkalnya, membuang jauh-jauh hal-hal yang berhubungan dengannya, dll. Tapi semestinya gak usah terlalu ekstrim deh putusin dan mengubur cinta pertama kayak gitu.
Lantas, gimana caranya melupakan cinta pertama? Padahal begitu sulit dilupakan? Caranya gampang. Tak perlulah kita menyesali apa yang telah berlalu karena ia merupakan bagian dari episode kehidupan kita. Solusinya, tentu saja kita harus melapisi cinta kita dengan cinta yang baru dan menyandarkan cinta kita hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kenapa harus cinta kepada Allah? Karena cinta Allah kepada hambanya yang beriman begitu besar. Bukan Cuma itu. Orang yang berdosa dan bermaksiat saja ketika bertaubat, Alah akan membuka pintu taubat untuknya. Allah telah mengabarkan kepada kita dalam kitab-Nya yang Mulia :
“...sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” [QS Al Baqarah : 222]
Dan kenapa harus cinta kepada Rasulullah? Mungkin kita tidak tahu yah bagaimana besarnya cinta Rasulullah kepada kita (umatnya). Dialah sosok manusia yang Cintanya Never Die. Coba bayangkan betapa besarnya perjuangan yang dia lakukan semasa dia masih hidup. Saking besarnya cinta kepada umatnya, dia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk menyelamatkan mereka dari kegelapan Jahiliyah. Mengajak mereka menyembah Allah dan mentauhidkannya. Meskipun tak jarang mendapatkan hinaan dan cemoohan bahkan mendapatkan intimidasi dari orang-orang yang membencinya.
Diapun selalu diselimuti kekhawatiran. bukanlah khawatir akan kefakiran yang akan menimpa umatnya, namun dia khawatir apa bila dibukakan harta dunia lalu umatnya memperebutkannya sehingga membinasakan mereka. Bahkan ketika sakaratul maut datang menjemputnya, dia masih sempat memanggil umatnya. Masya Allah...
Kelak di akhirat ketika semua manusia dikumpulkan di Mahsyar Allah. Ketika matahari didekatkan ke ubun-ubun. Keringat pun bercucuran dan rasa haus mencekik tenggorokan. Semua manusia bingung dan panik. Hanya Allahlah yang bisa menolong. Dalam keadaan seperti itu, cinta itu kembali hadir. Cinta sejati nan tulus. Yah, hadir dengan sebuah telaga yang indah dan airnya menyegarkan. So pasti semua orang yang kehausan berharap bisa meneguknya di tengah berbagai ujian yang menimpa.
Rasulullah menyambut hamba-hambanya dengan penuh cinta kasih sayang. Menyambut dengan senyuman tanda cinta. Mempersilahkan kepada hambanya untuk mencicipi air telaganya. Yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih harum dari minyak kasturi.
Itulah cinta Rasulullah. Cinta yang selalu bersemi di dunia hingga di akhirat. Namun terkadang umatnya tidak tahu membalas cintanya. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, sedalam apakah cinta kita kepadanya? Sejauh manakah kita mengikuti sunnahnya. Inilah yang patut direnungkan. (Abu Ubaid Assabbany)
Seiring dengan berjalannya waktu, terkadang cinta pertama itu tergantikan oleh cinta yang lain. Ia akan beralih pada episode cinta selanjutnya. Meskipun tergantikan kedudukannya namun ia takkan pupus ditelan waktu. Akan tetap ada menempati sudut ruang hati kita.
Banyak orang berusaha melupakan cinta pertama. Ada yang memboikot, ada yang mati-matian menyangkalnya, membuang jauh-jauh hal-hal yang berhubungan dengannya, dll. Tapi semestinya gak usah terlalu ekstrim deh putusin dan mengubur cinta pertama kayak gitu.
Lantas, gimana caranya melupakan cinta pertama? Padahal begitu sulit dilupakan? Caranya gampang. Tak perlulah kita menyesali apa yang telah berlalu karena ia merupakan bagian dari episode kehidupan kita. Solusinya, tentu saja kita harus melapisi cinta kita dengan cinta yang baru dan menyandarkan cinta kita hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kenapa harus cinta kepada Allah? Karena cinta Allah kepada hambanya yang beriman begitu besar. Bukan Cuma itu. Orang yang berdosa dan bermaksiat saja ketika bertaubat, Alah akan membuka pintu taubat untuknya. Allah telah mengabarkan kepada kita dalam kitab-Nya yang Mulia :
“...sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” [QS Al Baqarah : 222]
Dan kenapa harus cinta kepada Rasulullah? Mungkin kita tidak tahu yah bagaimana besarnya cinta Rasulullah kepada kita (umatnya). Dialah sosok manusia yang Cintanya Never Die. Coba bayangkan betapa besarnya perjuangan yang dia lakukan semasa dia masih hidup. Saking besarnya cinta kepada umatnya, dia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk menyelamatkan mereka dari kegelapan Jahiliyah. Mengajak mereka menyembah Allah dan mentauhidkannya. Meskipun tak jarang mendapatkan hinaan dan cemoohan bahkan mendapatkan intimidasi dari orang-orang yang membencinya.
Diapun selalu diselimuti kekhawatiran. bukanlah khawatir akan kefakiran yang akan menimpa umatnya, namun dia khawatir apa bila dibukakan harta dunia lalu umatnya memperebutkannya sehingga membinasakan mereka. Bahkan ketika sakaratul maut datang menjemputnya, dia masih sempat memanggil umatnya. Masya Allah...
Kelak di akhirat ketika semua manusia dikumpulkan di Mahsyar Allah. Ketika matahari didekatkan ke ubun-ubun. Keringat pun bercucuran dan rasa haus mencekik tenggorokan. Semua manusia bingung dan panik. Hanya Allahlah yang bisa menolong. Dalam keadaan seperti itu, cinta itu kembali hadir. Cinta sejati nan tulus. Yah, hadir dengan sebuah telaga yang indah dan airnya menyegarkan. So pasti semua orang yang kehausan berharap bisa meneguknya di tengah berbagai ujian yang menimpa.
Rasulullah menyambut hamba-hambanya dengan penuh cinta kasih sayang. Menyambut dengan senyuman tanda cinta. Mempersilahkan kepada hambanya untuk mencicipi air telaganya. Yang airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih harum dari minyak kasturi.
Itulah cinta Rasulullah. Cinta yang selalu bersemi di dunia hingga di akhirat. Namun terkadang umatnya tidak tahu membalas cintanya. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, sedalam apakah cinta kita kepadanya? Sejauh manakah kita mengikuti sunnahnya. Inilah yang patut direnungkan. (Abu Ubaid Assabbany)
Kamis, 11 Oktober 2012
10 Kisah Cinta Terindah Sepanjang Masa

1. Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah. Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima. Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”. 2. Umar bin Abdul Aziz Umar bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,” Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, “Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!” 3. Abdurrahman ibn Abu Bakar Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan istrinya, Atika, amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan istrinya karena takut cinta mereka berdua melalaikan dari jihad dan ibadah. Abdurrahman pun menuruti perintah ayahnya, meski cintanya pada sang istri begitu besar. Namun tentu saja Abdurrahman tak pernah bisa melupakan istrinya. Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah berusaha sebaik mungkin untuk tegar. Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa: Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu Walau mentari tak terbit meninggi Dan tidaklah terurai air mata merpati itu Kecuali berbagi hati Tak pernah kudapati orang sepertiku Menceraikan orang seperti dia Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan Muhammad Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya Akhirnya hati sang ayah pun luluh. Mereka diizinkan untuk rujuk kembali. Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci dan takkan mengorbankan ibadah dan jihadnya di jalan Allah. Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian. 4. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . dan Khadijah binti Khuwailid Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah. Saat sahabat Khadijah, Nafisah binti Muniyah, menanyakan kesedian Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah, maka Beliau menjawab: “Bagaimana caranya?” Ya, seolah-olah Beliau memang telah menantikannya sejak lama. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Wanita ini bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.” Sambil menangis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?” Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal. Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . kepada Khadijah. Subhanallah. 5. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . dan Aisyah Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab, ”Aisyah”. Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab, “cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda, tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan. Pesona Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam . Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga Aisyah cemburu padanya. Sedangkan Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini. Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah.” Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah. Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan ‘Humaira’. Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-istri. 6. Thalhah ibn ‘Ubaidillah Berikut ini kutipan kisah Thalhah ibn ‘Ubaidillah. Satu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.” Satu saat dibisikannya maksud itu pada seorang kawan, “Ya, akan kunikahi ‘Aisyah jika Nabi telah wafat.” Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu. Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat kelimapuluhtiga surat Al Ahzab, “Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.” Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah. Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abi Bakr yang pernah dicintai Thalhah. Subhanallah. Mantab. 7. Kisah cinta yang membawa surga Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i, ia berkata, “Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’. Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata cintanya pada si wanita cantik tak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, ‘Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’ Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.’ Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.” Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo’akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?” Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.” Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia jawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak.” Pemuda itu berkata, “Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu.” Dia jawab, “Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah Subhnawataa'ala) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah.” Si pemuda bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia. Hmm, sebuah kisah cinta yang agung dengan berdasarkan janji bertemu di surga. Luar biasa. AllahuAkbar. 8. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat, “Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?” “Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah. “Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim tandas. “Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah. “Tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri,” tegas Ummu Sulaim. Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.” Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.” Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, “Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.” Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam. 9. Kisah seorang pemuda yang menemukan apel Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Dictengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah” Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”. Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat. “Assalamualaikum….” “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya. Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai. “Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu. Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?” Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak, saya mau.” Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun. “Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?” Pak tua itu diam sejenak. “Belum.” Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.” “Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.” “Apa itu pak tua?” “Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?” “Ya, aku mau.” jawab pemuda itu. Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?” Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya. “Baiklah pak, aku mau.” Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya. Seketika itupun dia berlari mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya. “Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?” Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu.” Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku? Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?” Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.” Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..” Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah. 10. Zulaikha dan Yusuf Alaihi'salam. Cinta Zulaikha kepada Yusuf Alaihi'salam. konon begitu dalam hingga Zulaikha takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Subhnawataa'la. Berikut sedikit ulasan tentang cinta mereka Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya. Kali berikutnya beliau bermimpi lagi, lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir. Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir. Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya: “Benar, ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya. Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.” Perlu diingat sejarah Mesir menyebut, Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia percaya ia selamat bersamnya. Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf alaihi salam. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi. Tampan, menarik dan menawan. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam . yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia.” Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al Quran pada Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51. Selepas ayat tersebut Al Quran tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf alaihi salam. Namun Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat. Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita se¬karang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?” Zulaikha menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?” Dikisahkan bahwa Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkawinan itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf. Demikianlah kisah-kisah cinta yang menggugah hati saya baru-baru ini. Semoga kisah cinta kita sekalian –saya dan anda, wahai para pembaca- seindah cinta mereka. Wallahu wa Rasulullahu bisshowab.
Kisah sepotong kue
Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tersebut. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara. Lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itu sempat berpikir: “kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!”.
Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa diwajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir: “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”.
Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela nafas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si “Pencuri tak tahu terima kasih”.
Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, ia menahan nafas dengan kaget. Di situ ada kantong kuenya, di depan matanya!!!
Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu!
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang slalu salah
Orang lainlah yang patut disingkirkan
Orang lainlah yang tak tahu diri
Orang lainlah yang berdosa
Orang lainlah yang slalu bikin masalah
Orang lanlah yang pantas diberi pelajaran
Padahal
Kita sendiri yang mencuri kue tadi
Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih
Kita sering, mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain.
Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.
Senin, 08 Oktober 2012
STOP ZINA
( AKHIRZAMAN ) HAMIL DILUAR NIKAH DAN ZINA MERAJALELA - Sering kita dengar seorang gadis yang hamil di luar nikah. Kita akan melihat ayah dan ibunya sangat bingung dan malu. Namun, ketika ada seseorang yang siap menikahinya maka hilanglah kesedihan dan rasa malu. Bahkan tidak sedikit yang memeriahkan pesta pernikahan
anaknya yang sudah mulai terlihat besar perutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebingungan dan rasa malu mereka bukan karena anak gadisnya melakukan zina, tapi karena anaknya hamil dan belum ada yang siap menjadi ayahnya. Na'udzu billah min dzalik!
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin
NO SEX PLEASE
( HIKMAH ) NABI IBRAHIM MELAWAN ARUS ZAMAN MAKSIAT - Setiap merayakan hari Raya Idul Adha, umat Islam senantiasa diingatkan akan keteladanan seorang Nabi Allah yang sangat agung dan mulia, yaitu Nabiyullah Ibrahim a.s. Beliau adalah teladan umat manusia, yang memiliki pribadi yang agung, mulia, yang memberikan keteladanan dalam menegakkan kalimah tauhid dalam situasi yang sangat sulit. Beliau hidu
p di tengah masyarakat penyembah berhala, penyembah dan pengagung batu. Setiap Nabi dibebani misi untuk mengingatkan manusia, agar jangan menyembah dan beribadah kepada selain Allah.
Jangan menyembah batu, jangan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan, jangan menjadikan harta, jabatan, dan manusia lain, sebagai tuhan yang peraturannya lebih diikuti dari apa yang diturunkan Allah SWT, Dan Allah SWT yang lebih patut dicintai, dihormati, diagungkan, dan ditaati
Dikisahkan dalam Al-Quran: ”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala ini sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaum engkau dalam kesesatan yang nyata.” (Al-An’am: 74).
Cobalah kita refleksikan ungkapan Nabi Ibrahim itu dalam kondisi masyarakat saat ini, dimana berbagai tindakan syirik dan menyepelekan Allah sedang merajalela dalam berbagai bentuknya. Suatu tradisi yang dianggap sudah mapan dan dianggap sebagai kebenaran oleh mayoritas masyarakatnya, digugat dengan satu perkataan yang tajam dan berani. Ibrahim tidak gentar dengan resiko yang dihadapinya. Ia sangat serius dalam menggugat tradisi penyembahan berhala. Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah, agar anak keturunannya dijauhkan dari menyembah berhala. (QS Ibrahim: 35-36)
Membaca kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam menegakkan kalimah Tauhid itu, kita tentu memahami, bahwa Nabiyulllah Ibrahim sangat yakin dengan kebenaran Tauhid yang diyakininya. Tauhid memang mensyaratkan keyakinan, dan menolak keraguan atau relativisme nilai. Dalam Tauhid yang ada adalah haq dan bathil, salah dan benar. Yang benar harus ditegakkan dan yang salah harus diruntuhkan, dan Allah beserta firman-Nya sebagai nilai mutlak kebenaran.
Dalam urusan tauhid inilah kita wajib meneladani apa yang telah dilakukan oleh para Nabi. Tauhid tentu tidak mungkin bersatu dengan syirik, sebab tauhid berlandaskan kepada keyakinan. Para Nabi begitu gigih dalam memberantas kemuysrikan. Para Nabi itu tentu berangkat dari keyakinan dan kepastian iman, bukan dari keraguan atau kenisbian iman. Keimanan mereka kokoh, bahwa Tauhid adalah benar, dan syirik adalah salah. Tentu saja, mereka memiliki keyakinan itu berdasarkan kepada pemahaman yang yakin pula. Mereka sama sekali bukan penganut paham relativisme akal, relativisme iman, atau relativisme kebenaran kecuali sumber mutlak kebenaran, dan kini memperbaharui akan komitmen muslim memegang Al Quran dan Sunnah.
Jangan menyembah batu, jangan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan, jangan menjadikan harta, jabatan, dan manusia lain, sebagai tuhan yang peraturannya lebih diikuti dari apa yang diturunkan Allah SWT, Dan Allah SWT yang lebih patut dicintai, dihormati, diagungkan, dan ditaati
Dikisahkan dalam Al-Quran: ”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala ini sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaum engkau dalam kesesatan yang nyata.” (Al-An’am: 74).
Cobalah kita refleksikan ungkapan Nabi Ibrahim itu dalam kondisi masyarakat saat ini, dimana berbagai tindakan syirik dan menyepelekan Allah sedang merajalela dalam berbagai bentuknya. Suatu tradisi yang dianggap sudah mapan dan dianggap sebagai kebenaran oleh mayoritas masyarakatnya, digugat dengan satu perkataan yang tajam dan berani. Ibrahim tidak gentar dengan resiko yang dihadapinya. Ia sangat serius dalam menggugat tradisi penyembahan berhala. Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah, agar anak keturunannya dijauhkan dari menyembah berhala. (QS Ibrahim: 35-36)
Membaca kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam menegakkan kalimah Tauhid itu, kita tentu memahami, bahwa Nabiyulllah Ibrahim sangat yakin dengan kebenaran Tauhid yang diyakininya. Tauhid memang mensyaratkan keyakinan, dan menolak keraguan atau relativisme nilai. Dalam Tauhid yang ada adalah haq dan bathil, salah dan benar. Yang benar harus ditegakkan dan yang salah harus diruntuhkan, dan Allah beserta firman-Nya sebagai nilai mutlak kebenaran.
Dalam urusan tauhid inilah kita wajib meneladani apa yang telah dilakukan oleh para Nabi. Tauhid tentu tidak mungkin bersatu dengan syirik, sebab tauhid berlandaskan kepada keyakinan. Para Nabi begitu gigih dalam memberantas kemuysrikan. Para Nabi itu tentu berangkat dari keyakinan dan kepastian iman, bukan dari keraguan atau kenisbian iman. Keimanan mereka kokoh, bahwa Tauhid adalah benar, dan syirik adalah salah. Tentu saja, mereka memiliki keyakinan itu berdasarkan kepada pemahaman yang yakin pula. Mereka sama sekali bukan penganut paham relativisme akal, relativisme iman, atau relativisme kebenaran kecuali sumber mutlak kebenaran, dan kini memperbaharui akan komitmen muslim memegang Al Quran dan Sunnah.
Sabtu, 06 Oktober 2012
Jomblo is the best
| Buatmu Yang Lagi Sendirian Di Malam Minggu |
♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
01. bersyukurlah bila malam ini engkau masih berada dalam taat | bersabarlah dan belajar hargai kesendirian daripada maksiat.
02. jalan kebaikan memang terjal mendaki, diatas menanti keindahan pasti | jalan keburukan kaya janji, namun tak ada kejelasan pasti.
03. malam minggu tiada dipakai yang berpacar kecuali me
nuju jalan sesat | menggadai masa depan demi enak yang sesaat.
04. satu malam minggu untuk berlatih mengabaikan dengan ketentuan Allah | jadi undangan atas seumur hidup mereka tumpukan masalah.
05. satu malam minggu untuk sesaat rasa yang terlarang | dengan taruhan kehormatan yang satu-satunya yang tak mungkin diulang.
06. andai setiap Muslimah pandai mengintip masa depan | tentu menanti cinta halal memadu kasih bersama suami lebih menyenangkan.
07. kala suami jadi kekasih pertama, tiada masa lalu yang hadir jadi hantu | tak ada yang perlu jadi rahasia, kehormatanmu sudah tentu.
08. bilakah tiap Muslimah memikirkan sedikit akan hari esok | menyendiri karena Allah lebih dekat lagi elok.
09. saat setiap sujud patuh dihadirkan tanpa kemunafikan | karena kemuliaan diri masih utuh terjaga karena ketaatan kepada Allah.
10. kalaulah setiap Muslimah berkelana akal akan satu masa | saat harus bercerita pada anak-anaknya saat dia masih muda.
11. bangga tentu terasa saat bisa akui kepada keturunan |"bahwa ummi persembahkan pada abimu, sepenuh diri dan hati, ialah kesucian".
12. itulah yang sekarang engkau jaga saat yang lain terlena malam mingguan | satu-satunya kehormatan dan kemuliaan, ialah kesucian.
13. suci dari pandangan dan sentuhan lelaki tak miliki hak | karena belum berani datangi wali-mu dan berikan mahar yang jadi hak.
14. suci dari rayuan dan janji yang datang dari lisan yang belum sah | karena belum berani ucapkan sesederhana akad nikah.
15. wanita selalu akan dilihat dari masa lalu | dan kesendirianmu karena engkau menghormati masa depanmu.
16. nikah itu saat untuk melihat kedepan, bukan diberatkan masa lalu | untuk nikah maka pantaskan diri mapan, bukan pacaran lebih dulu.
17. biarlah yang memilih disibukkan dengan maksiat tiada guna | dzikirkan lebih banyak nama-Nya, pelajari lebih dalam agama-Nya.
18. karena malam mingguan sungguh bukan persiapan pernikahan | hanya nafsu syahwat yang dibungkus legitimasi bernama pernikahan.
19. memahami Al-Qur'an barulah persiapan membentuk keluarga masa depan | karena didalamnya berisi petunjuk sepanjang zaman.
20. mempelajari Al-Hadits barulah persiapan menjadi imam yang baik | karena isinya perilaku dan tindakan manusia dan lelaki terbaik.
21. hafalan ayat akan jadi nasihat, lafal hadits bisa jadi tausiyah | itu rahasia romantisme, keluarga nan sakinah.
22. jangan dipusingkan dengan kaidah"mana mungkin nikah bila tak kenal dia"| karena Allah menautkan hati insan-insan yang mengenal-Nya.
23. bila engkau meyakini Allah yang memegang hati setiap manusia | maka perkenalan ratusan tahun pun akan percuma bila Dia tak ridha.
24. namun yang sama-sama mencintai Allah | maka hitungan waktu tak banyak mereka perlukan untuk belajar mencinta dan berkasih.
25. maka memantaskan diri dengan penuhi segala kewajiban kepada Allah | adalah doa terbaik bagimu untuk meminta pendamping nan shalih.
26. bagi Muslimah, dia tutupi dirinya dengan hijab dan menjaga perilaku | maka itulah doa terbaik meminta suami berilmu.
27. bagi Muslim, dia panjangkan sujud malam dan perbanyak puasa sunnah | maka itulah doa terbaik menghampiri Muslimah nan shalihah.
28. bukan dengan janji sebelum siap, atau memintanya menanti | ah, tiada kemana bila Allah kehendak, mungkin Allah siapkan yang lebih baik?
29. penuhi kewajiban, perbanyak yang sunnah | insyaAllah itulah wasilah perantaraan doamu pada Allah.
30. bukan malam mingguan tiada juntrungan miskin komitmen | melainkan sibukkan penuhi kewajiban pada Allah sebagai persiapan.
So Jangan galau meski malam minggu tanpa teman di hati lebih baiknya buat muhasabah diri bekal menuju di hadapan Illahi..
♥ Semoga Bermanfaat ♥
Langganan:
Komentar (Atom)
Popular Posts
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan, secara umum adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudany...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang tidak tepisahkan dari manusia. Ia mengikuti setiap peke...
-
Dari pertemuan aku belajar arti kerinduan... Dari perkenalan aku belajar arti persahabatan... Dari kebersamaan aku belajar arti kesetiaan....
-
::: STOP jangan sekali2 mengatakan tahlilan tidak memiliki dalil::: SIAPA BILANG>>>> MAULID,TAHLILAN,YASINAN, 7 BULANAN,TABUR...
-
Harga Reseller RingCase Pelangi (6Ribu) RingCase 1 Warna (5 Ribu) Gelang Glow (2Ribu) RingCase 3D (15 Ribu) ...
-
"VISI-MISI CALON KETUA OSIS SMAN12 MAKASSAR" ^_VISI_^ MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN IPTEK MEMBUAT SEKOLAH YANG BERLING...
-
Muslim Muda…berikut ini kami bakalan menyajikan sebuah kisah dari seorang pemuda pemakan apel, kira-kira ada apa dibalik buah apel terseb...
-
Dulu dirimu yang datang sendiri kepada ku, mendekatiku , membuatku nyaman, dan membuatku bahagia. Kini itu hanyalah kenangan semata, sem...
-
( AKHIRZAMAN ) HAMIL DILUAR NIKAH DAN ZINA MERAJALELA - Sering kita dengar seorang gadis yang hamil di luar nikah. Kita akan melihat a...
-
| Buatmu Yang Lagi Sendirian Di Malam Minggu | ♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥ 01. bersyukurlah bila malam ini engkau masih berada dal...



